Malang – Memasuki hari kedelapan pelaksanaan Active Case Finding (ACF) TBC), Lapas Kelas I Malang mencatat capaian signifikan dengan lebih dari 2.000 warga binaan telah berhasil mengikuti proses skrining. Angka tersebut menunjukkan komitmen serius dari jajaran pemasyarakatan dalam mendukung program nasional pemberantasan TBC yang digagas pemerintah. Program ACF TBC ini dirancang untuk mendeteksi dini penyakit menular di lingkungan pemasyarakatan, yang diketahui memiliki prevalensi lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum. Dengan capaian yang hampir mendekati target total 2.700 orang, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan perlindungan kesehatan menyeluruh bagi seluruh narapidana maupun tahanan yang ada di Lapas Malang. Proses pemeriksaan juga dilakukan secara bertahap sehingga setiap warga binaan dapat terlayani dengan optimal tanpa menimbulkan gangguan terhadap aktivitas harian di dalam lapas.

Pelaksanaan skrining hingga saat ini masih terpusat di Klinik L’SIMA Lapas Malang dengan dukungan penuh dari tenaga kesehatan, dokter, serta petugas perawatan yang siaga mendampingi warga binaan. Metode pemeriksaan meliputi skrining gejala dan rontgen dada yang dilaksanakan secara teratur, dengan bantuan mobil rontgen canggih dari Tirta Medical Center (TMC). Kehadiran fasilitas tersebut menjadi penopang utama dalam upaya mempercepat proses pemeriksaan dengan tetap menjaga standar kualitas pelayanan. Selain itu, kerja sama dengan Global Fund juga memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan berjalan sesuai protokol kesehatan serta standar medis yang berlaku. Dedikasi para tenaga kesehatan, baik dari internal lapas maupun mitra, menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan ACF ini, sehingga layanan dapat diberikan secara menyeluruh kepada ribuan warga binaan dalam kurun waktu relatif singkat.

Kalapas Kelas I Malang, Teguh Pamuji, menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya kegiatan yang hingga hari ini telah menunjukkan hasil nyata. Dalam keterangannya, beliau menyatakan rasa bangganya kepada seluruh tim medis yang tanpa kenal lelah memberikan pelayanan kesehatan di tengah kondisi yang penuh tantangan. “Kami sangat berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan dan petugas lapas yang telah bekerja keras sejak hari pertama hingga hari kedelapan ini. Dedikasi dan pengabdian mereka memastikan ribuan warga binaan dapat memperoleh hak layanan kesehatan mereka dengan baik,” ujarnya. Lebih lanjut, Teguh menegaskan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap manusia, termasuk bagi warga binaan yang tengah menjalani masa pidana. Oleh karena itu, Lapas Malang akan terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan yang setara dan berkualitas sesuai standar nasional, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan lingkungan pemasyarakatan yang sehat dan bebas TBC di masa mendatang.