Malang — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat program pembinaan kemandirian bagi warga binaan. Pada siang ini, Senin (30/06), Kalapas Malang Teguh Pamuji secara resmi menandatangani nota kerja sama dengan Universitas Negeri Malang (UM) yang diwakili oleh Dr. Hasan Ismail. Penandatanganan tersebut berlangsung di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) L’SIMA yang berada di Ngajum, Kabupaten Malang, dengan fokus pada pengembangan pertanian kubis manis sebagai salah satu program unggulan pembinaan berbasis agrikultur.

Hadir menyaksikan langsung kegiatan ini, Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Ahli Utama, Nugroho, menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Lapas Malang dalam merespons arahan strategis dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Dirjenpas sebelumnya telah mendorong agar lembaga pemasyarakatan memprioritaskan pembinaan kemandirian dalam sektor pertanian sebagai bagian dari kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. “Ini adalah bentuk nyata bahwa Lapas Malang tidak hanya berfokus pada pembinaan dalam tembok, tetapi juga merancang masa depan yang produktif bagi warga binaan dengan menggandeng pihak akademisi,” ujar Nugroho.

Tak hanya berhenti pada penanaman kubis manis, kerja sama ini juga mencakup dukungan pelatihan teknologi pertanian modern yang ditujukan langsung kepada warga binaan. Universitas Negeri Malang turut menyediakan fasilitas dan peralatan pendukung seperti sistem pengairan modern dan formula perawatan tanaman terbaru. Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian yang lebih berkualitas, segar, dan tahan lama, sekaligus menjadi bekal keterampilan yang bermanfaat bagi warga binaan ketika kembali ke masyarakat kelak. “Kami ingin menunjukkan bahwa warga binaan juga bisa berkontribusi melalui pertanian modern yang terintegrasi. Harapannya, program ini menjadi ladang ilmu dan keterampilan yang bermanfaat bagi mereka setelah bebas nanti,” tegas Kalapas.